Rabu, 10 Maret 2010

Makalah Konseling karir

KONSELING KARIR

I. Pendekatan Tradisional

A. Latar belakang . Teks ini dibagi menjadi dua teori perkembangan karir yaitu teori “tradisional ” dan teori pertumbuhan. Kita dapat menggunakan sebuah framework yang sama untuk membagi pendekatan-pendekatan ini menjadi konseling karir, setidaknya konseling karir dengan tujuan memilih karir realistis dan kepuasaan. Seringkali seseorang tidak puas dengan situasi pekerjaan mereka dan merasa tertekan karena hal ini, maka dibutuhkan apa yang disebut “konseling penyesuaian karir. Biasanya bentuk konseling karir ini tergantung pada beberapa strategi konseling personal, khususnya dengan isu klinis yang terkandung di dalamnya. Bab ini dilihat pada pendekatan tradisional untuk konseling pemilihan karir. Hal ini ditulis beberapa waktu yang lalu, dan perlu di perbaharui. Ambillah ini sebagai keputusan yang dapat Anda tinjau kembali isinya. Teks dan bacaan Anda yang berhubungan akan membantu Anda untuk melihat hal yang perlu diperbaharui.

II. Pandangan Tradisional Konseling Karir

Sebuah pendekatan konseling karir telah didefinisikan oleh Crites (1969) yaitu “Sebuah model artikulasi yang baik dan metode bantuan individu dalam membuat keputusan tentang peranan sepanjang hidup mereka dalam dunia kerja dan penyelesaian masalah yang timbul dalam proses pemilihan/penentuan. ” definisi ini adalah bagian yang paling jelas; hanya ambiguitas saja yaitu artinya ” artikulasi baik itu relatif.”

Ketika Crites (1974) mengusahakan sebuah overview pendekatan mayor bagi konseling karir, dia menemukan lima artikulasi baik secara relatif. Kondisi ini belum pernah dirubah sejak saat itu. Crites memulai sebuah investigasi sejarah pada psikologi kejuruan, termasuk bimbingan kejuruan dari konseling yang menonjol sampai era 1930 dan 1940, ketika konseling trait-and-factor mulai dibentuk. Pada akhir 1940an, konseling client-centered telah dipakai untuk memilih karir; dekade selanjutnya diikuti dengan kontribusi dari framework psikoanalisis. Hampir dalam waktu yang bersamaan, Donald Super (1957) mengajukan sebuah framework perkembangan implikasi bagi konseling. Akhirnya, Crites (1974) mencatat aplikasi tersebut pada akhir 1950an prinsip behavior bagi informasi karir-mencari dan memutuskan. Oleh karena itu, dia memutuskan bahwa secara sejarah ada lima pendekatan. Kemudian, Crites (1976) menganggap pendekatan sintetis nya sendiri untuk konseling karir.

Pendekatan ini dinamakan konseling trait-and-factors dikembangkan khusus bagi masalah karir. pendekatan ini menjadi pendekatan perkembangan terbaik dan standar bagi pendekatan lain yang dapat dibandingkan. Oleh karena itu, kami akan memakai pendekatan dan kekuatannya, sepanjang pendekatan behavior bagi konseling karir, terlihat sebagai artikulasi yang baik. Sisanya memiliki artikulasi yang kurang baik pada bidang karir pekerjaan, maka menerima sedikit perhatian.sedangkan hal yang baru, teori perkembangan yang kurang baik terhadap konseling karir sangat penting untuk dipelajari, unit ini meninjau kembali tiga pendekatan tradisional. Pembaca harus megetahui bahwa pendekatan-pendekatan ini dikembangkan pada tahun 1960an dan 70an.

Pendekatan client-centered

Pernyataan yang paling signifikan terhadap konseling karir client-centered tidak datang dari Carl Rogers, bukan juga pernyataan sistematis sebagai sebuah pendekatan isu karir tahun 1940an dan 1950an. Selama periode konseling client-centered menekankan pada penyesuaian sosial-emosional, yaitu pembuat pemilihan karir dan penyesuaian karir yang dibagi. Tidak ada gagasan atau prosedur yang ditawarkan bagi konseling karir.

Berdasarkan Crites (1974), Patterson (1964) mengeluarkan pernyataan terbaik dari teori client-centered yang digunakan bagi konseling karir. Pendekatan ini menekankan pada hasil dan karakteristik konselor yang konsisten dengan pendekatannya. Tujuan konseling yaitu kesesuaian-diri dan pengamalan konsep-diri. Kesesuaian yang ditawarkan konselor, empati, dan dan anggapan positif yang mutlak menetapkan elemen-elemen prinsip terapis dalam konseling dyad (Rogers, 1957).

Patterson (1964) menekankan bahwa konseling karir, khususnya ketika penggunaan tes dan informasi pekerjaan yang diputuskan, harus menetapkan hubungan dalam diri klien. Jika klien meminta informasi pekerjaan atau tes standar administrasinya, kemudian penggunaannya akan lebih konsisten dengan konseling client-centered.

Dalam rangkuman pendekatan ini, Crites (1974, 1981) memandang kontribusi yang penting bagi konseling karier sebagai penambah rasa sensitif konselor terhadap klien dalam pengambilan keputusan dan pengakuan bagaimana sebuah peranan pekerjan dapat mempengaruhi konsep hidup seseorang. Dalam kenyataannya, ada sedikit konseling khusus dalam client-centered bagi memilih karir dan meniru pekerjaan yang berhubungan dengan masalahnya.

III. Pendekatan Psikoanalisis

Kontribusi psikoanalisis pada awalnya bagi konseling karir datang bagi bagian terpenting dari Edward S. Bordin dan perkumpulannya di University of Michigan (Bordin, 1968); (Bordin;1990); (Bordin, & Kopplin,1973); (Borrdin, Nachman, & Segal, 1963). Bordin (1968), dalam tekanna tertentu saling mempengaruhi antara pribadi klien secara umum dan keputusan khusus, sebuah pendekatan Crites (1974) melabeli ” psikodinamis” . Label ini mungkin lebih sesuai, sejak pandangan Bordin sebagai konseling karir dibalik konsep psikoanalisis bagi sebuah sintesis psikoanalisis dan teori perkembangan lainnya. Contohnya, dia mengambil penddapat Roe , Rogers, dan Super sebagai kontribusi penting bagi konseling vokasional (Bordin, 1968). Pada intinya pendekatan ini adalah asumsi bahwa faktor internal (intrafisik) menjelaskan masalah klien yang memiliki pembuat keputusan. Sebagaimana yang diharapkan, Bordin dan perkumpulan lainnya dalam tulisan mereka tentang konseling karir hanya konsep dalam teori psikoanalisis. Mereka menamakan pendekatan mereka sebuah perkembangan dengan tujuan perkembangan. Mereka memandang hidup dalam siklus yang termasuk seri poin transisi; orang-orang pindah dari satu tahap ke tahap yang lain, meloncat dari satu masa stabil ke masa selanjutnya. Sebuah keputusan vokasional biasanya menandai poin transisi. Ketika seseorang terhalangi (blok intrapisik) atau mendapat tantangan perkembangan bercampur dengan keputusan tersebut, kesedihan akan mengurangi kecemasan dan memotivasi klien untuk mencari pekerjaan.

Ketika hal ini dimulai dengan masalah keputusan karir, pendekatan psikodinamis akan dikembangkan dengan cepat dalam konseling personal. Faktanya Bordin (1968, hal 729) menggambarkan konseling kejuruan sebagai bentuk konftrontasi diri” kebimbangan karir adalah gejala sesuatu lain. Bordin memandang sebuah pilihan karir sebagai ungkapan konsep diri atau identitas diri. Dari semuanya, yaitu kesulitan membuat pilihan karir, sebuah ketidaklengkapan atau rasa salah adalah identitas yang tidak biasa.

Bordin dan Kopplin (1973) mengembangkan sebuah sistem diagnosa yang berusaha mengkategorikan masalah memutuskan karir. Versi sederhana sebuah kategori yang ada. Rangkuman yang mengurangi perluasan seperti subkategori yang menjamin pemisahan investigasi. Kesulitan sintesis. Situasi dimana tinjauan kognitif yang tidak cukup terjadi pada klien dalam memilih karir dengan benar. Masalah identitas. Kasus-kasus dimana persepsi diri yang digabungkan dengan pilihan masalah.

Konflik kepuasan. Hal-hal dimana pendekatan/penghindaran serta pendekatan/konflik pendekatan yang terjadi.

Orientasi perubahan. Kasus-kasus dimana ketidakpuasan diri dan keinginan untuk berubah secara personal menjadi potret sebuah pilihan karir.

Patologi jahat. Keadaan dimana fungsi seseorang tidak sanggup memutuskan pilihan karir atau bahkan hal-hal yang harus dikerjakan.

Masalah yang tidak dapat diklasifikasikan. Masalah-masalah yang tidak sesuai dengan kategori diatas.

Dalam usaha yang menggunakan sistem diatas, Bordin dan Koplin (1973) mengkalsifikasikan 82 kasus mahasiswa. Dari kasus tersebut, 59 % telah diagnosa yang berhubungan dengan indikasi masalah, sebuah hasil yang mereka jelaskan dengan mengingatkan pembaca bahwa formasi identitas adalah salah satu tugas perkembangan yang penting untuk masa remaja akhir dan awal masa dewasa. Kepercayaan dalam bekerja pada psikoanalitis dan teori perkembangan Erik Erikson telah terbukti. Ide Erikson (1964,1956,1963,1968) dalam identitas yang ditulis secara berkala dalam literature konseling karir psikoadinamis.

Proses konseling bagi pendekatan ini telah digambarkan oleh Bordin (1968) sebagaimana satu pendekatan dimana konselor berusaha mengoptimiskan perlawanan diri klien pada poin transisi dalam hidup yang ditandai dengan pemilihan karir. Hal ini diharapkaan bahwa klien mengekspresikan minimal (hanya terapis) kecemasan selama proses ini. Tiga tahap dalam proses ini dapat diteliti, melalui eksplorasi masalah, pengaturan kontrak, (membuat keputusan), dan bekerja melalui masalah perkembangan kesulitan membuat keputusan.

Konseling biasanya dimulai dengan tinjauan luar dan tinjauan kongnitif terhadap masalah keputusan karir. Kami menemukan kesulitan membedakan permulaan ini dari konseling trait-and-factor, yang akan dijelaskan kemudian. Ketika proses berlangsung, meskipun konselor menggabungkan konseling personal dengan masalah pemilihan karir. Contohnya :

Salah satu yang mengharapkan konselor karir psikodinamis untuk mempromosikan investigasi ketergantungan kebutuhan dan metode penyelesaian serta metode pengungkapan agresi. Keduanya akan memilih hubungan akhir pemilihan karir, karena pekerjaan dapat memberikan kepuasan keduanya. Ujian ketakutan dan keinginan klien akan lebih sesuai dan relevan.

Selanjutnya poin keputusan yang kritis akan dicapai melalui; beberapa cara konselor dan klien menegosiasikan apakah konseling berada di balik keputusan karir yang diambil atau tidak, serta bertahan pada tingkatan perubahan kepribadian. Kami berpendapat bahwa banyak kasus kesulitan perpaduan (pandangan kognitif memilih karir) tidak begitu dibutuhkan. Sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya, meskipun kebanyakan masalah dalam memilih karir ketika masa remaja adalah identitas yang berhubungan dan membutuhkan konseling personal.

Jika sebuah kontrak dibuat untuk melakukan konseling personal psikodinamis, “bekerja untuk perubahan” mengikuti cara yang sama dengan bertatap muka seperti terapi psikoanalitik-oriented. Teknik-teknis tersebut digunakan dalam tahap akhir, yaitu interpretasi utama yang bertujuan dalam pengertian atau peningkatan pemahaman diri. Ujian-ujian tersebut, khususnya ketertarikan, yang digunakan dan dipahami dalam konseling personal. Pandangan konselor memegang kunci isu perkembangan seperti orang tua/figur identitas, dan lainnya. Kekuatan ego dievaluasikan dan ditingkatkan melalui interpretasi terapis. Setelah konseling, pengurangan konfilk klien dan peningkatan energi fisik serta ego yang meningkat harus mengurangi kesulitan dalam memutuskan karir.,

Adanya bukti yaitu masalah identitas yang berhubungan dengan isu pemilihan karir (Galinsky, & fast, 1996; Hershenson, 1967). Meskipun, permohonan konseling karir psikodinamis tergantung pada seluruh daya tarik terhadap teori psikoanalitis, psikologi ego, dan perawatan modern yang digabungkan. Penting untuk dicatat bahwa pengalaman Bordin sebagai seorang klinis dan pratikan terapi, berbanding terbalik dengan akar pendekatan lainnya dalam pemikiran pendidik dan peneliti. Pelatihan secara klinis, praktek terapi, mayoritas orang yang menyumbang beberapa bentuk terapi berdasarkan analitis (Garfield & Kurtz, 1976), mungkin ketertarikan menggunakan pendekatan konseling karir ini dalam pengaturan perawatan seperti pusat kesehatan mental, praktek pribadi, dan lainnya secara tratdisional yang terlibat langsung dengan masalah karir ini.

IV. Pendekatan Perkembangan

Dalam pandangannya nya terhadap konseling karir, John Crites (1974, hal. 17) mengatakan bahwa pendekatan perkembangan “sistem bantuan klien yang komprehensif dan koheren dengan masalah karir belum diformulasikan.” meskipun belum satupun konseling trait and factor, yaitu pendekatan perkembangan, dimulai dengan tulisan Donald Super.

Dalam terminology proses konseling dan tujuannya, pendekatan perkembangan adalah gabungan antara client-centered dan teknik traits-and-factor ( Crites , 1974). Tujuan penting konseling adalah tujuan umum mempromosikan perkembangan karir. Hubungan tahap perkembangan Super, yaitu tujuan-tujuan tersebut lebih spesifik sebagaimana yang mereka artikan dengan tahap perkembangan selanjutnya yang sesuai dengan klien. Dalam setiap tahap perkembangan, mungkin ada beberapa kemampuan yang berjalan konsisten dengan teori perkembangan karir. Banyak pendekatan perkembangan yang ditunjukkan kemudian dalam diskusi pendekatan komprehensif Crites terhadap konseling karir.

V. Pendekatan Trait-and-factor

Jauh sebelum 1930an, konseling trait-and-factor merupakan pendekatan tradisional bagi pengmabilan keputusan karir dan standar bagi semua bentuk konseling karir yang ada. Meskipun menonjol dalam sejarah psikologi kejuruan (Vocational), hal ini telah dikritisi dengan beberapa alasan yang besar. Namun, hal ini memperlihatkan bahwa konselor memiliki banyak orientasi yang berbeda, ketika menghadapi keinginan klien yang sesuai secara psikologis untuk membuat keputusan pendidikan atau kejuruan, hampir berputar menuju pendekatan yang sama dengan yang akan digambarkan sebagai konseling trait-and-factor. Karena penggunaannya menyebar, pendekatan ini memiliki gambaran yang lebih detail dari yang lainnya.

Pendekatan trait-and-factor bagi konseling didasari oleh teori sikap yang menyatakan bahwa manusia dapat dimengerti menurut sikap yang mereka tunjukan. Sikap-sikap tersebut adalah karakteristik stabil, dipercaya sebagai bilangan terbatas, daripada kemampuan orang untuk merespo situasi yang sama secara konsisten. Contohnya sikap yang biasanya dimengerti yaitu intelegensi, ambisi, bakate, penghargaan diri. Sedangkan sikap internal seseorang yang tidak dapat diobservasi, dapat mereka bentuk dengan cara mengobservasi sikap yang mereka tunjukan. Penilaian standar, khususnya perlengkapan laporan diri, telah diartikan dengan mempelajari sifat-sifat tersebut. Faktor-faktor secara statistical menggambarkan sifat-sifat yang diperkirakan. Dengan melakukan teknis korelasi kemajuan (faktor analisi), bukti satistik di dapat bagi sifat kepercayaan.

Dalam sebuah konteks konseling, jika seseorang dapat mempelajari sifat klien yang relevan bekerja, seseorang tersebut dapat menolong kliennya untuk memilih pekerjaan yang sesuai bagi mereka. Jelaslah mengapa konseling trait-and-factor telah digambarkan sebagai ” penyesuaian orang terhadap pekerjaan” dan dikritisi sebagai “square-peg”, teori square-hole”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar